Friday, March 8, 2013

Cerita liburan Jogjakarta 2013 - Episode 2


Sekaten di Keraton Jogjakarta
Rencana awal habis melihat kirab keraton sekitar jam 1 atau jam 2 akan saya lanjutkan untuk hunting foto ke dalam keraton, tapi setelah melihat situasi bazar yang heboh dan panasnya yang menyengat di alun alun dan sampai di depan pagar keraton ternyata sudah ribuan orang masuk ke keraton, akhirnya saya dengan berat hati memutuskan untuk mengurungkan niat masuk ke keraton Yogyakarta.



Cerita berlanjut sore hari pertama, saya memutuskan menuju ke Malioboro sambil melihat situasi dan kondisi. Karena terakhir kali saya ke Jogjakarta kalo ga salah SD, kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk memburu oleh-oleh khas jogja, ini karena tidak sedikit titipan dari teman dan oleh-oleh yang akan saya bawa untuk mereka. Sekilas melihat hari pertama keren banget.


Hari kedua pagi hari berlanjut menuju Borobudur bersama keluarga, uul dan keluarga dari tetangga (anaknya lucu-lucu), Sewa mobil kebetulan ada di depan hotel dengan tarif ke borobudur Rp 500.000. Tapi di tengah jalan si bapak tetangga pengen ke museum kereta api katanya ada di Ambarawa. Dan supir pun bilang kalau itu masih jauh dan harus nambah Rp 50.000 akhirnya kita dengan berat hati me iyakan saja.

Perjalanan ke ambarawa lumayan lengang kalau dari Malioboro ke Ambarawa kurang lebih 2,5 jam perjalanan dimana pemandangan nya lumayan bagus, sampai di Ambarawa ehhh ternyata museum nya ditutup karena ada renovasi. Yahhhh langsung pada kecewa semua mana sampai museum di sambut ma ujan rintik rintik.
Uul Museum Ambarawa

Akhirnya kita biar ga kecewa banget di arahkan ke Museum Palagan Ambarawa yang letaknya tidak jauh dari museum kereta api. museumnya sih luas cuma ternyata disana hanya ada monumen dan kereta api serta ada pesawat tua dan di dalam museum terdapat senjata senjata yang dipakai selama perjuangan.

Selepas itu ujan masih turun rintik rintik langsung menuju ke Borobudur lama perjalanan ke Magelang dari Ambarawa kurang lebih 1 jam dengan jalanan yang mirip berbukit tetapi tidak terlalu curam, sepanjang perjalanan juga terpesona banyak buah buahan yang dijual warga sekitar.

Sampai di borobudur kondisi sudah mendung trus langsung menuju ke loket yang jaraknya lumayan jauh. harga untuk tiket masuk dewasa Rp 30.000 untuk anak anak saya lupa. Baru aja keluar dari loket langsung hujan deras mengawali perjalanan kami di borobudur. Kami terpaksa menunggu sekitar 20 menit.
Ario Borobudur

Setelah itu kami bisa masuk ke Borobudur, lokasi parkir mobil dan loket ke candinya jauhnya minta ampun terpaksa kami naik kereta mobil kalo ga salah untuk dewasa tiketnya 5000 itupun sudah dapat air mineral ukuran kecil. Selanjutnya sampe borobudur kami berfoto-foto ria, tapi gak lama hujan deres kembali datang kali ini lebih deras... mana saya udah ada di puncak untung nya Uul bawa payung tapi kecil dan itupun satu hadechh...

Banyak adik-adik SMA/SMP yang mungkin lagi study tour juga ikut kehujanan begitu pula beberapa bule asia timur dan eropa, yang unik ada bule eropa yang ternyata sudah bawa mantel sehingga waktu hujan tinggal pake mantelnya. Sebenarnya kalo diliat dari puncak borobudur keren banget pemandangannya baik waktu belum hujan maupun saat awan gelap menyelimuti borobudur.

Sorenya kami memutuskan pulang dengan hujan yang masih deras, sampai penginapan di sekitar malioboro juga hujan, hufff so hari kedua di tutup stay di penginapan cuma bisa lihat televisi. So... saran saya lebih baik jika berkunjung ke jogja jangan waktu musim hujan.

hari ketiga saya dan Uul pagi-pagi sudah memutuskan untuk berjalan-jalan sekalian mencari oleh-oleh episode ke 2 dan titipan dari teman yang belum sempat untuk dibeli pada hari pertama. Tujuan nya adalah ke Pasar Bringharjo kalau ga salah letaknya di ujung selatan Malioboro.

Bersambung...

No comments :

Post a Comment